Tiga Trik Eratkan Pasangan Yang Sibuk dan Jarang Mesra

Kalau diibaratkan baterai—kemesraan yang penuh di awal pernikahan perlahan namun pasti bisa berkurang kekuatannya di tengah jalan bahtera rumah tangga.
Penyebabnya, bermacam-macam  Salah satunya, bisa jadi begitu rumah tangga kita sudah dikaruniai jagoan dan puteri kecil.
Penyebabnya, bermacam-macam
Salah satunya, bisa jadi begitu rumah tangga kita sudah dikaruniai jagoan dan puteri kecil.

Waktu, perhatian, dan energi yang tadinya diberikan penuh untuk pasangan, jadi terbagi untuk mereka.
Tuntutan demi tuntutan datang untuk memenuhi tanggung jawab, sehingga kita jadi menjalankan pernikahan seperti rutinitas.

Sehingga hidup perkawinan kita menjadi terencana, mudah ditebak, dan membosankan.
Hal seperti ini, jika dibiarkan begitu saja, lambat laun dapat menyusup masuk dan menutup kemesraan dan memudarkan cinta.

Oleh karenanya, penting bagi kita menjaga status kemesraan tetap stabil dan menyenangkan.

Lupakan melakukan sesuatu yang romantis hanya ketika melakukan kesalahan.
Karena sudah waktunya pula kita memberantas mitos runtuhnya kemesraan dalam berumah tangga setelah sekian lama menikah, bahkan hilang setelah memiliki anak.

Inilah jurus jitu yang bisa kita terapkan bersama pasangan.

1. Jangan Terjebak Rutinitas


Jika ingin membuat rasa mesra itu muncul lagi, kita harus keluar dari rutinitas walau sejenak.
Jangan terlalu terpaku dengan tugas rumah.

Pekerjaan rumah memang penting, tapi jika fokus kita adalah selalu menyelesaikan semua pekerjaan rumah dan membuat rumah rapi, pasti akan membuat stres.

Kita juga harus bersedia untuk keluar dari zona nyaman.

Rutinitas itu biasanya membuat kita nyaman dan tidak mengancam.

Sehingga ketika ingin keluar dari rutinitas berarti kita bersedia untuk keluar dari zona nyaman, yang memungkinkan terjadi hal-hal baru yang muncul di luar dugaan.

Misalnya, nih, tiba-tiba mengambil cuti berdua dari kantor dan pergi keluar kota tanpa merencanakan itinerary-nya sama sekali sehingga kita merasa excited.

Selalu berkomunikasi dengan pasangan kita. Bukan cuma topik yang sedang ngetren, tapi juga secara emosi dan dalam, sehingga kita sama-sama tahu apa yang dirasakan oleh pasangan kita dan bagaimana ia mempersepsikan sesuatu. Sehingga kita akan semakin dekat satu sama lain.

2. Panaskan Kembali Ranjang yang Dingin


Nah, jika interaksi sudah mulai stabil, mulai lakukan hal-hal yang bisa mematik kembali api asmara yang sudah hampir padam, seperti beri kejutan pada pasangan.

Tak perlu barang mewah, cukup hal-hal sederhana.

Seperti foto seksi atau chat mesra.

Pasti sudah lama, kan, kita tidak melakukannya?
Ketika kita mengirim dan menerima foto atau teks tersebut, rasanya pasti akan berdebar debar seperti awal pernikahan.

Karena, jika hubungan kita dan pasangan sudah mulai tidak mesra, besar kemungkinan aktivitas ranjang kita pun tak sepanas seperti saat kita menjadi pengantin baru.

Sehingga selain on dalam kemesraan, kita juga harus tetap on di ranjang.

Bisa dimulai dengan memberikan ciuman hangat.
Seringlah mencium atau beri ciuman kecil di saat-saat yang tepat.

Tunjukkan rasa cinta dan kepercayaan sehingga pasangan merasa seksi, dicintai, dan dihormati dan akan membuat rasa puas terhadap kehidupan seksual.

3. Gunakan Bahasa Cinta


Komunikasi memang selalu menjadi kunci dari suatu hubungan.

Tapi apakah komunikasi yang kita lakukan sudah menggunakan bahasa cinta?
Setiap orang mempunyai bahasa cinta yang dominan bagaimana mereka mengomunikasikan hubungan dan apa yang mereka harapkan.

Perhatikan apakah bahasa cinta pasangan kita, apakah tipe yang senang diberi pujian, senang diberi hadiah, senang disentuh, dilayani, atau diberikan waktu.

Jika kita melakukannya akan membuat ia bahagia.


“Be in the present moment. Tanpa perlu bicara, hadirlah untuk pasangan kita. Dengarkan dia bicara, perhatikan apa yang ia inginkan, singkirkan HP sejenak. Lakukan hal-hal kecil yang menyenangkan. Dengarkan pasangan kita sehingga mereka merasa dihargai,”

Saat berkomunikasi dengan pasangan, gunakan lebih banyak pernyataan “saya” daripada pernyataan “kamu”.

Ini mengurangi kesempatan pasangan merasa mereka sedang diserang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel